Indonesia Sejahtera banner

Breadcrumb

Aset Penerbit

null Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia di Lombok NTB, BRI Peduli Bekali Pengetahuan dan Keterampilan untuk Menciptakan Peluang Usaha Baru

Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia di Lombok NTB, BRI Peduli Bekali Pengetahuan dan Keterampilan untuk Menciptakan Peluang Usaha Baru

16 Okt 25 14:10:00

LOMBOK TIMUR - Pekerja Migran Indonesia (PMI) berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan keluarga mereka. Namun, banyak Purna PMI menghadapi tantangan saat kembali ke tanah air, seperti keterbatasan keterampilan usaha, minimnya akses permodalan dan sulitnya mencari peluang ekonomi berkelanjutan.

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat lebih dari 100.000 warga Indonesia berangkat ke luar negeri secara ilegal pada 2023. Kondisi ini berisiko tinggi terhadap eksploitasi, kekerasan, hingga perdagangan manusia, dan menjadi tantangan bagi upaya perlindungan pemerintah

Sebagai bentuk komitmen dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, BRI melalui aktivitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI Peduli kembali meluncurkan Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia. Program ini ditujukan khusus bagi para pekerja migran Indonesia yang telah menyelesaikan masa kontrak kerjanya di luar negeri dan kembali ke tanah air.

Kali ini Program Pemberdayaan Purna PMI menyasar purna pekerja migran dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tercatat sebanyak 30 (tiga puluh) purna pekerja migran mendapatkan berbagai macam pelatihan yang berlangsung di Desa Loyok, Kec. Sikur, Kab. Lombok Timur.

Berbagai macam pelatihan diberikan antara lain berupa pelatihan pengembangan produk bambu berbasis tren pasar dan preferensi konsumen, pelatihan teknik anyaman lanjutan dan diversifikasi produk bambu berkualitas ekspor, pelatihan pengelolaan keuangan dan harga pokok penjualan, pelatihan pemasaran dan branding produk serta pelatihan inovasi desain produk.

Corporate Secretary BRI, Dhanny mengungkapkan, Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia bertujuan membekali purna pekerja migran dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, seperti memulai usaha secara mandiri atau mendapatkan pekerjaan yang layak di tanah air.

Dengan dukungan mentor yang berpengalaman, purna pekerja migran akan memiliki kesempatan dalam mengembangkan usahanya secara mandiri atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau keterampilan mereka. Hal ini nantinya dapat mendorong kemandiriandan kesejahteraan serta diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi masyarakat.

Ia menjelaskan, Lombok memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, termasuk bahan baku untuk industri kerajinan bambu yang telah menjadi warisan budaya turun-temurun. Namun, banyak dari para perajin bambu di daerah tersebut masih menghadapi kendala dalam hal pengembangan produk, pemasaran dan akses ke pasar yang lebih luas, sehingga usaha pelaku usaha sulit berkembang secara optimal.

“Melihat tantangan tersebut, program pemberdayaan Purna PMI di Lombok ini difokuskan pada pengembangan keterampilan kewirausahaan berbasis kerajinan bambu. Tanpa pendampingan yang memadai, mereka rentan kembali bekerja ke luar negeri, bahkan secara ilegal” ungkap Dhanny.

Salah satu desa di Lombok Timur yang terkenal sebagai penghasil anyaman bambu adalah Desa Loyok. Anyaman bambu khas Desa Loyok merupakan warisan leluhur yang masih ada hingga saat ini meski menghadapi persaingan industri kerajinan modern. Namun, beberapa tahun terakhir, para perajin bambu kesulitan memasarkan produk mereka akibat langkanya bambu dan persaingan produk modern.

Desa Loyok juga memiliki banyak Purna PMI yang kembali ke tanah air, menjadikannya lokasi yang sangat potensial untuk kegiatan pemberdayaan. Dengan mengintegrasikan program pelatihan kerajinan bambu, inovasi desain, dan strategi pemasaran modern, pemberdayaan di Desa Loyok dapat mengatasi tantangan perajin dan memberdayakan Purna PMI untuk menciptakan peluang usaha baru.

“Kerajinan bambu dari Desa Loyok memiliki potensi pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di pasar global, untuk produk kerajinan bambu seperti perabot rumah tangga dan dekorasi terus berkembang, terutama di negara-negara dengan kesadaran tinggi terhadap produk ramah lingkungan. Ini menjadi potensi besar tentunya” imbuh Dhanny.

Ia menambahkan, program ini juga diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha berbasis komunitas yang dapat memberikan dampak ekonomi secara lebih luas, baik bagipara peserta maupun bagi masyarakat sekitar. Selain itu, program ini diharapkan dapat memberikan keterampilan praktis dalam bentuk membuat produk bambu berkualitas dan pengelolaan usaha, meningkatkan kesiapan mereka dalam berwirausaha.

“Yang tak kalah penting juga, para peserta mendapatkan pelatihan dalam mengelola keuangan dan usaha dengan lebih baik dan menjalankan bisnis secara efisien serta pelatihan pemasaran dan branding membantu peserta memasarkan produk dengan lebih efektif, meningkatkan daya saing di pasar lokal dan global” tegasnya.