Pasar valas Asia mengalami tekanan akibat ketidakpastian kebijakan tarif dari Presiden AS serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, kecuali yen Jepang, baht Thailand, dan yuan China yang menguat dalam sepekan terakhir.
Sejumlah analis menilai volatilitas ini dipicu oleh sikap tarif AS yang berubah-ubah dan keputusan pengadilan yang hanya sementara menangguhkan sebagian tarif. Dolar AS sempat menguat namun kembali melemah awal pekan ini, mendorong penguatan harian sebagian mata uang Asia.
Namun, ketahanan penguatan ini masih diragukan karena risiko kebijakan proteksionis AS dan potensi pajak atas aset asing. Dolar AS berpotensi menguat terhadap mata uang negara-negara yang terdampak langsung seperti CNY, KRW, dan IDR.
Pelemahan juga diperkuat oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan data manufaktur Tiongkok yang solid. Dolar Singapura dan yen Jepang direkomendasikan sebagai alternatif aset lindung nilai oleh sejumlah analis karena stabilitasnya yang relatif tinggi.
sumber : News Portal
BBRI
Price : 4.200 (closed 03/06/2025)
Pivot : 4.213
S1 : 4.202
R1 : 4.224
Info Produk & Layanan : bit.ly/InvestasiBRI atau hubungi RM Priority
Term & Condition apply
#BRIwmhouseviewcompile