Pasar saham Asia diperkirakan bergerak hati-hati di awal pekan ini, menyusul sikap Presiden AS Donald Trump yang menolak memperpanjang batas waktu pemberlakuan tarif pada Agustus. Harga tembaga AS melonjak tajam, menyentuh rekor tertinggi setelah diumumkannya tarif impor sebesar 50%. Sementara itu, indeks saham di Tokyo, Sydney, dan Hong Kong menunjukkan pergerakan terbatas, mencerminkan sikap waspada pasar terhadap ketidakpastian global.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor panjang menguat, sedangkan dolar AS bergerak fluktuatif. Di tengah kekhawatiran pasar, investor menanti kejelasan arah kebijakan perdagangan, terutama usai Trump mengancam tarif 200% pada produk farmasi dan potensi langkah sepihak terhadap Uni Eropa. Sementara itu, harga tembaga di New York melonjak tajam, menciptakan selisih yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pasar London.
Meskipun risiko tarif diperkirakan tetap tinggi, para analis menyebut dampaknya belum cukup untuk mendorong resesi. UBS menyarankan diversifikasi portofolio, sementara JPMorgan merekomendasikan lindung nilai menjelang tenggat tarif. Deutsche Bank menyoroti risiko idiosinkratik dari tarif terhadap pertumbuhan laba korporasi. Penurunan pasar, jika terjadi, justru bisa menjadi peluang beli bagi investor ritel yang mencari valuasi lebih murah.
sumber : Berbagai Sumber
BBRI
Price : 3.670 (closed 08/07/2025)
Pivot : 3.660
S1 : 3.652
R1 : 3.668
Info Produk & Layanan : bit.ly/InvestasiBRI atau hubungi RM Priority
Term & Condition apply
#BRIwmhouseviewcompile