Serangan AS ke Iran mendorong sentimen risk-off di pasar global, berdampak pada potensi arus keluar dana dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Yield SUN tenor 5 dan 10 tahun naik ke 6,47% dan 6,81%, seiring peningkatan risiko investasi yang tercermin dari naiknya CDS Indonesia menjadi 82,47. Meski masih ada beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,47 triliun (16–19 Juni), nilainya menurun tajam dibanding pekan sebelumnya.
Ketegangan geopolitik menimbulkan kekhawatiran stagflasi—dimana pertumbuhan melambat tapi inflasi tetap tinggi. Jika konflik meluas, tekanan pada investor asing bisa semakin besar. Namun, sebagian dari mereka tetap bertahan di instrumen tenor panjang, mengantisipasi potensi pemangkasan suku bunga domestik. Menurut data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), proporsi kepemilikan asing di SBN 10‑tahun terus meningkat sejak awal tahun, mencapai 24,07 % pada Juni 2025.
Ke depan, arah pasar obligasi bergantung pada dinamika geopolitik, kebijakan moneter AS, dan kondisi domestik. Menurut analis Anugerah Sekuritas, koreksi saat ini bisa jadi bersifat sementara. Investor disarankan masuk secara bertahap, sambil tetap mencermati risiko global.
sumber : Berbagai Sumber
BBRI
Price : 3.720 (closed 23/06/2025)
Pivot : 3.720
S1 : 3.712
R1 : 3.728
Info Produk & Layanan : bit.ly/InvestasiBRI atau hubungi RM Priority
Term & Condition apply
#BRIwmhouseviewcompile