Banner Insight Content - Prioritas

Insight

Asset Publisher

Investment Strategy Jul 31, 2021
Percepatan laju program vaksinasi COVID-19, kebijakan stimulus dari pemerintah Indonesia, dan IPO saham sektor teknologi akan menjadi katalis pasar modal Indonesia

Wabah baru COVID-19 varian delta di Indonesia menjadi tantangan nyata bagi kita semua. Pandemi yang berkepanjangan akan berisiko terhadap pemulihan ekonomi yang sudah membaik pada paruh pertama tahun 2021 ini. Pemerintah berusaha melindungi ekonomi yang sudah membaik tersebut dengan mempercepat laju vaksinasi (lihat chart 1 di samping kanan) dan menerapkan pembatasan mobilitas yang lebih ketat (PPKM Mikro) sejak 22 Juni 2021.

Meskipun menghadapi sentimen Sell-onMay lalu dan tantangan baru dari COVID-19 varian delta di bulan Juni kemarin, pasar saham masih bertahan pada level 6,012 (per 24 Juni) seiring investor asing mencatatkan pembelian bersih saham sebesar Rp3,7 triliun di bulan Mei 2021 dan Rp5,8 triliun sepanjang bulan Juni 2021 (per 24 Juni). Kami juga melihat minat investor domestik dan asing yang tinggi untuk sektor teknologi dan beberapa IPO saham teknologi (contohnya Bukalapak dan GoTo) di semester kedua tahun 2021 ini. Pergerakan rupiah terhadap dolar dan pergerakan imbal hasil (yield) 10 tahun, seperti yang terlihat di chart 2 di samping kiri, masih bergerak wajar seiring real yield (yaitu spread antara imbal hasil dengan inflasi) Indonesia yang masih atraktif di level 5% (lihat chart 3 di samping kiri ini).

Kami juga menilai Indonesia jauh lebih siap dalam menghadapi Fed Taper (yaitu Bank sentral AS mengurangi pembelian surat berharga negara mereka) yang mungkin terjadi di akhir tahun 2021/awal tahun 2022. Seperti yang ditampilkan dalam tabel 1 di halaman selanjutnya, beberapa indikator utama ekonomi Indonesia sekarang ini jauh lebih baik dibandingkan dengan indikator yang sama pada tahun 2013. Begitu pula dengan data kepemilikan investor asing dalam pasar obligasi dan saham sekarang ini lebih rendah bila dibandingkan kepemilikan investor asing pada tahun 2013 (lihat chart 4 di bagian atas kanan)

Dari sisi sektor riil, kami melihat Foreign Direct Investment (FDI) terus meningkat sejak tahun lalu. FDI bertumbuh sebesar 12.5% YoY di 1Q21 (vs 9.9% YoY di 4Q20). Selain negara-negara Asia (contohnya Tiongkok, Korea Selatan), negara-negara Amerika Serikat dan Eropa juga mulai meningkatkan investasinya di Indonesia ke dalam sektor makanan/ minuman dan mesin. Investor Korea Selatan berinvestasi pada sektor otomotif dan Tiongkok pada investasi sektor logam dasar dan non-logam.

Secara keseluruhan, sentimen makro untuk berinvestasi tetap terjaga dengan terus bergulirnya program vaksinasi. Kami juga melihat baik Pemerintah maupun Bank Indonesia akan tetap berada pada kondisi pro-growth dan pemulihan. Akhir kata, beberapa IPO saham teknologi berkapitalisasi besar di semester kedua 2021 ini (contohnya Bukalapak dan GoTo) akan menjadi katalis segar untuk pasar modal Indonesia

Oleh: Tim Danareksa Investment Management (DIM)